NOTHING PRIVACY

Helloooooo sahabat blogger semua, kali ini FF Present akan membagikan informasi penting betapa rentannya privasi kita dikareanakan oleh kemajuan teknologi saat ini. Kalian pasti tahu dong isu tentang NSA yang telah di bocorkan oleh "Edward Snowden" ?? Bahkan sampai di filmkan lho guys. So bagi kalian yang belum tahu mari simak artikel singkat ini tentang kerentanan PRIVACY kita di era modern ini.



Dikutip dari www.kompasiana.com.
Masih suka selfie syur? Atau malah mengirimnya lewat ruang-ruang obrolan, seperti Facebook, WhatsApp, BBM, atau aplikasi lainnya? Bagi yang masih menggemari aktivitas di atas, lebih baik hentikan. Karena siapa tahu smartphone yang kita termasuk incaran yang diretas oleh dinas intelijen Amerika Serikat, CIA.

Sejak kemarin, 8 Maret 2017, sejumlah media memberitakan informasi rahasia yang dibocorkan oleh situs WikiLeaks. Menurut informasi tersebut, 85 persen ponsel pintar yang beredar telah dimanfaatkan oleh CIA untuk mengumpulkan informasi intelijen. Untuk aktivitas intelijennya ini, CIA menggunakan kode rahasia “Vault 7”

Menurut situs yang didirikan oleh Julian Assange ini, peretasan dilakukan dengan memanfaatkan celah keamanan yang ada pada sistem operasi Android. Melalui celah itulah CIA dapat mengakses pesan suara maupun pesan tertulis dari berbagai jejaring sosial.

Sebenarnya, bocoran yang dibeberkan oleh WikiLeaks tersebut bukanlah informasi yang baru. Sebelumnya, informasi serupa pernah diungkap oleh mantan agen National Security Agency (NSA) Edward Snowden kepada The Guardian dan The Washington Post pada tahun 2013.

Dalam dua dokumen rahasia, Mastering The Internet dan Global Telecoms Exploitation yang dibocorkan Snowden kepada kedua media itu terungkap adanya dua program pemantau yang dijalankan pemerintah Amerika Serikat. Program pertama adalah pemantauan atas sambungan telepon ratusan juta rakyat AS. Program kedua adalah penyadapan terhadap sembilan jaringan internet.

Sebagaimana yang diberitakan, program kedua yang diberi kode rahasia PRISM ini bertujuan untuk memantau aktivitas mencurigakan yang datang dari luar AS. Lewat program PRISM inilah NSA menyadap pengguna internet dan jejaring sosial seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

Pada Juli 2012 atau sembilan bulan setelah Microsoft membeli Skype, NSA mengklaim mampu meningkatkan jumlah video call yang dapat disadap lewat jejaring sosial tersebut. Bukan hanya Skype, menurut Snowden, NSA dapat mengakses informasi yang dikirim sejumlah peusahaan ternama seperti Microsoft, Apple, Google, Facabook, dan Yahoo.

Celakanya lagi, bukan hanya NSA yang mampu menyadap komunikasi di jejaring sosial. Sebuah trojan bernama Peskyspy pun mampu merekam panggilan suara dan menyimpanya dalam bentuk file MP3. File MP3 ini kemudian dikirim ke server yang sudah ditentukan oleh si penyadap.

Menurut Symantec, saat ini resiko ancaman Peskyspy masih rendah. Tetapi karena trojan ini tersedia secara bebas, maka pembuat malware bisa memanfaatkannya sabagai alat untuk memata-matai.

Dari informasi yang bocoran WikiLeaks, dua dokumen rahasia yang diungkap Snowden, dan beredarnya Peskyspy, jelas menunjukkan mudahnya menyadap komunikasi lewat jejaring internet. Dan, tidak menutup kemungkinan komunikasi yang disadap berupa foto-foto bugil pengguna jejaring sosial.

Dalam film “Snowden” diceritakan juga tentang keisengan pegawai NSA saat meretas laptop milik salah seorang putri pejabat. Lewat retasan itu, pegawai NSA dapat menyaksikan secara langsung aktivitas pribadi targetnya. Soal keisengan dalam soal retas-meretas juga pernah menghebohkan media di tanah air. Saat itu diberitakan tentang keisengan Ketua KPK yang mengintruksikan pegawai KPK untuk menyadap nomor telepon milik Rani Juliani.

Dan, kalau mencermati jumlah smartphoneyang dapat disadap oleh CIA yang mencapai 85 persen, bisa jadi salah satu ponsel yang diretas adalah milik kita. Jadi, sebelum mengarahkan kamera ponsel pintar ke tubuh telanjang kita, ingatlah kode rahasia “Vault 7”. 

                                                             --------------------"KESIMPULAN"--------------------

Kisah Snowden menjadi teladan bagaimana seharusnya hak-hak privasi dan keamanan diutamakan di era teknologi saat ini, dengan adanya kemajuan teknologi tidak seharusnya privasi dan keamanan kita rentan. Program-program seperti PRISM, Vault 7, Heartbeat tidak hanya mengancam terhadap privasi, mereka juga akan mengancam kebebasan berekspresi dan masyarakat terbuka karna pengembangan dan itulah PR bagi para pakar komputer bagaimana mencegah dan mengatasinya.

0 komentar: